SAMPIT – Keterlambatan proses rujukan pasien hingga meninggal di RSUD dr. Murjani, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali menyoroti persoalan layanan kesehatan di daerah. Anggota DPRD Kalteng, Sutik, menegaskan kasus itu menunjukkan adanya masalah serius yang tidak boleh dibiarkan.
“Saya menganggap ini kelalaian pelayanan. Bahkan keluarga saya sendiri pernah jadi korban buruknya layanan di masa lalu,” ujarnya, Jumat (25/7/2025).
Menurutnya, fasilitas dan peralatan medis di RSUD Murjani sudah cukup lengkap. Namun, krisis justru terjadi pada ketersediaan tenaga kesehatan, terutama dokter spesialis. “Walau sudah ditawarkan insentif rumah dinas, kendaraan, bahkan gaji tinggi, mereka tetap enggan karena lebih nyaman bekerja di kota besar,” jelasnya.
Sutik menekankan pentingnya investasi jangka panjang pada SDM lokal melalui program beasiswa kedokteran spesialis dengan kontrak ikatan dinas. “Kalau dibiayai pemerintah, otomatis mereka wajib kembali. Ini solusi terbaik dibanding hanya membangun fisik rumah sakit,” tegasnya.
Ia juga menilai keberadaan rumah sakit swasta sangat dibutuhkan agar tercipta kompetisi layanan kesehatan. “Jika ada persaingan, pelayanan akan lebih baik dan masyarakat punya pilihan,” tambahnya.
Sutik menutup dengan menegaskan bahwa penyelesaian masalah kesehatan di Kotim tidak bisa parsial, melainkan membutuhkan kebijakan afirmatif dari pemerintah daerah hingga pusat yang fokus pada SDM dan pemerataan akses. (red)