LOMBOK. Kaltengtimes.co.id — Saat banyak sektor ekonomi terdampak akibat pandemi Covid-19, Industri Kelapa Sawit menjadi satu dari sedikit Industri Nasional yang tidak terkena dampak nya. Tema ini menjadi titik fokus yang mengemuka dalam Workshop perdana dalam rangkaian Pra Kongres IJTI ke VI di Lombok Nusa Tenggara Barat, Jum’at (29/10). Imam Mangkunegara, Sekretaris IJTI Kalimantan Tengah, yang hadir dalam Pra Kongres ke VI IJTI tersebut mengungkapkan, menilik keberlanjutan sawit yang mampu menopang pengembangan ekonomi nasional, operasional perkebunan sawit selama pandemic Covid-19 ternyata tetap berjalan meski memberlakukan protokol kesehatan secara ketat. Sebagai dampak positifnya, sekitar 16 juta pekerja di sektor sawit tetap memiliki pekerjaan dan penghasilan di tengah kelesuan ekonomi sepanjang tahun 2020 hingga pertengahan 2021. Topan Mahdi, Juru Bicara Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia saat menjadi pembicara dalam Workshop Pra Kongres VI IJTI tersebut menyinggung soal Industri kelapa sawit yang telah berkontribusi untuk mengentaskan kemiskinan. ‘’Industri sawit merupakan sektor strategis yang perlu dikawal oleh seluruh komponen masyarakat,’’ kata Topan.
Dalam Workshop tersebut, Primus Dorimulu, Pimpinan Redaksi Berita Satu mengkritisi tentang industri sawit nasional yang mengalami tantangan dari negara luar. Menurut Dorimulu, sebagai produsen minyak sawit utama yang menguasai 55% pangsa pasar dunia dan komoditas ini berkonstribusi terhadap 3,5% pertumbuhan ekonomi nasional, maka pemerintah dan masyarakat wajib membela industri ini. ‘’Pemerintah bersama stakeholder kelapa sawit harus melakukan upaya diplomasi, advokasi dan kampanye positif terhadap kampanye negatif yang ditunjukkan kepada kelapa sawit.’’ Tandas Dorimulu, seraya meminta pemerintah terus berupaya mengembangkan kebijakan domestik demand dari produk kelapa sawit, antara lain pengembangan Biodiesel sebagai salah satu alternatif BBM untuk mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil.
Ditempat yang sama, Ketua IJTI Kalimantan Tengah, H. Tantawi Jauhari, yang hadir dalam Workshop tersebut mengatakan, peningkatan produksi CPO sebgai produk utama kelapa sawit berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian di daerah daerah sentra perkebunan kelapa sawit. Dari sisi media, H. Tantawi Jauhari, yang sehari-hari merupakan Kontributor Metro TV Wilayah Kalteng menghimbau manajemen komunikasi industri sawit ditingkatkan. Menurut nya, selama ini para pihak menuntut media bersikap kritis termasuk kepada industri sawit. Ini hal baik, tetapi media juga harus mendapat informasi yang seimbang. ‘’Solusinya barangkali bisa dilakukan, misalnya dengan mengajak jurnalis ke pelosok perkebunan melihat keberhasilan sawit, kemudian para pemilik perkebunan sawit harus langsung berhadapan dengan wartawan apa yang harus disiapkan agar teman teman jurnalis mendapat informasi yang berimbang, sehingga industri kelapa sawit dan media saling menopang demi kebangkitan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan media sendiri,’’ pungkas H.Tantawi Jauhari. (red)