SAMPIT, Kaltengtimes.co.id – Keberadaan lapak penjual buah dirasakan sangat mengganggu pengguna jalan menuju kawasan Pasar H Umar Hasyim Samuda, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), Sampit, Kotawaringin Timur ( Kotim), karena menutup bahu jalan tersebut. Kawasan pertigaan menuju jalan H Umar Hasyim pasar Samuda itu, pasar kedua termegah setelah PPM Sampit, kebanggaan masyarakat selatan Kotim itu kini lebarnya menyempit, karena ulah penjual buah -buahan yang memajang barang dagangannya. Tak jarang, pengguna kendaraan, baik roda dua maupun empat terkadang kaget ketika melewati jalur pertigaan itu. Karena pemakai jalan terhalangi tenda dan lapak pedagang yang bermukim dipersimpangan itu. Warga merasa terganggu dan menduga petugas pemerintahan terkait seakan membiarkan kesemarutan penataan pinggir jalan tersebut. Selain penjual buah-buahan menempatkan lapaknya, juga ada penjual sate yang turut menaruh alat grobaknya hingga menutup rambu serta nama jalan dipertigaan itu. Karena tinggi tenda dan beberapa lapak penjual yang menganggu, tak jarang kendaraan yang berlalu-lalang sekitarnya tak melihat kendaraan lain kala sedang berpapasan dijalan persimpangan yang menyempit akibat ulah penjual buah tersebut. Anang warga Samuda, sangat menyayangkan kepada petugas terkait, seakan membiarkan jalan Kabupaten di Kecamatan MHS sebagai lalu lintas pengendara, baik roda dua maupun roda empat terganggu akibat pedagang buah dan penjual sate yang sengaja menjaja barangnya di kawasan tersebut.” Penjual buah dan warung sate menaruh meja dan grobaknya sangat mengganggu kami para pengguna jalan. Mereka warga luar seenaknya mendirikan lapak dagang mengenai bahu jalan dan menutup drainase,” ucapnya kesal ketika dikonfirmasi media ini, Minggu (29/8). Seorang warga lainnya bernama Udin juga mengeluhkan sempitnya jalan akibat tertutup oleh pedagang buah-buahan hingga sering menyebabkan kemacetan. Salah satu PNS yang namanya enggan disebutkan, turut angkat bicara dan sangat miris melihat penataan jalan umum di kawasan pertigaan pasar itu semestinya tertata dengan baik. Tapi malah menjadi kumuh karena hanya ulah segelintir pedagang buah yang dibiarkan bermukim mengganggu dan merusak pemandangan kawasan sekitarnya. ” Mestinya pertigaan memasuki kawasan pasar itu bersih dan tertata rapi. Tak dibenarkan ada pedagang asongan dibiarkan bermukim mendirikan bangunan lapaknya,” ujarnya menyarankan. (mar)