PALANGKA RAYA.Kaltengtimes.co.id – Dalam 2 pekan terakhir, sedikitnya ada 6 Kabupaten/Kota di Kalimantan Tengah yang kembali dilanda banjir. Bahkan, banjir kali ini merupakan yang terbesar sejak 30 tahun terakhir. Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Tengah, hingga tanggal 20 November 2021, jumlah warga di Kalimantan Tengah yang terdampak banjir mencapai 96.015 jiwa atau 33.530 Kepala Keluarga. Sedangkan Desa yang tergenang banjir mencapai 177 Desa dari 40 Kecamatan. Khusus di Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah, dari data Badan Penanggulangan Bencana Pemadam Kebakaran (BPBPK) setempat, jumlah warga yang terdampak banjir mencapai 3.408 jiwa. Dari total warga yang terdampak banjir, 6.449 jiwa atau 2.038 jiwa diantaranya terpaksa harus mengungsi ke tenda-tenda pengungsian yang diakan Pemerintah Daerah setempat.
Prihatin atas banjir besar yang melanda wilayah Kalimantan Tengah hingga menyebabkan hampir 100 ribu warganya terdampak banjir, Kepala BNPB Pusat, Mayjen TNI Suharyanto, bersama Gubernur Kalimantan Tengah, Sugianto Sabran, menggelar Rapat Koordinasi Penanganan Banjir, bertempat di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Sabtu (20/11). Rapat juga menghadirkan para Bupati dan Walikota yang wilayahnya dilanda banjir, dan melibatkan stackholder serta instansi vertikal terkait lainnya. Rapat yang berlangsung sejak sore hingga malam hari tersebut, Mayjen TNI Suharyanto banyak menerima masukan Bupati tentang penyebab dan kondisi banjir yang melanda wilayahnya saat ini. ‘’Sejak Agustus 2021 lalu, banjir yang melanda Kabupaten Katingan terjadi sebanyak 4 kali, dan saat ini merupakan banjir yang terbesar dari sebelum-sebelumnya,’’ ungkap Sakariyas, Bupati Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah. Sakariyas mengusulkan beberapa alternatif untuk menanggulangi bencana banjir agar tidak terulang kembali di wilayahnya. Usulan yang disampaikan kepada Pemerintah Pusat melalui kepala BNPB Mayjen TNI Suharyanto tersebut antara lain agar daerah aliran sungai Katingan dilakukan pengerukan karena saat ini yang diyakini terjadi pendangkalan sungai akibat maraknya penambangan liar, alih fungsi hutan yang tidak ramah lingkungan, disamping terjadinya air pasang dalam dibagian hulu dan tingginya curah hujan sehingga daerah aliran sungai Katingan tidak mampu menahan air. Sementara itu Gubernur Kalimantan Tengah juga melaporkan, selain tingginya curah hujan dan air pasang dalam dibagian hulu, ada indikasi banjir di Kalimantan Tengah beberapa waktu terakhir juga disebabkan oleh maraknya Hutan Tanaman Industri (HTI) yang dalam praktiknya tidak memperhatikan ramah lingkungan. ’’Saya atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah akan membuat surat kepada Kementrian kehutanan agar menertibkan HTI yang melanggar aturan,’’ tandas Gubernur Sugianto Sabran.
Kepala BNPB Pusat Mayjen TNI Suharyanto yang pernah menjabat Sekretaris Militer Presiden (Sekmilpres) Presiden Joko Widodo mengatakan pihaknya dalam waktu dekat akan mengirimkan Tim BNPB Pusat ke Kalimantan Tengah yang nantinya bersama-sama BPBD Kalimantan Tengah melakukan evaluasi penyebab terjadinya banjir besar yang belakangan melanda wilayah Kalimantan Tengah. Berdasarkan kajian BNPB Pusat dan BMKG, salah satu penyebab banjir di Kalimantan Tengah adalah akibat dampak fenomena lanina dan bencana hidrometeorologi. Fenomena lanina dengan curah hujan yang cukup tinggi tidak saja menyebabkan banjir di Kalimantan Tengah tetapi juga terjadi di wilayah Kalimantan lainnya. Selain itu banjir terjadi apakah juga disebabkan penduduk nya bertambah, maka ini juga harus dicermati. Namun Suharyanto tidak menampik penyebab lainnya adalah akibat alih fungsi hutan yang tidak ramah lingkungan. Yang menjadi tugas jangka pendek saat ini harap Suharyanto semua pejabat daerah harus turun kelapangan untuk menangani dampak banjir besar ini, terutama terkait dengan keselamatan jiwa manusia. Selanjutnya, hak-hak dasar warga terdampak banjir harus segera dipenuhi. ‘’Jangan sampai sudah terdampak banjir, warga mengalami kelaparan akibat sulitnya mendapatkan bahan makanan, termasuk obat-obatan, selimut dan tempat pengungsian yang layak,’’ tandas Suharyanto. Ditambahkan Suharyanto, paling tidak terjadinya banjir saat ini ada target yang harus dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, yakni target jangka waktu dekat, jangka waktu menengah dan target jangka panjang.
Berdasarkan data dari BPBPK Provinsi Kalimantan Tengah per tanggal 20/11/2021, 6 Kabupaten/Kota yang terdampak banjir yaitu Kota Palangka Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Katingan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Kapuas, dan Kabupaten Barito Selatan. Dengan jumlah 40 Kecamatan, 177 Desa/Kelurahan, 33.530 KK, 96.015 Jiwa terdampak banjir dan hingga saat ini terdata 2.038 KK, 6.449 Jiwa mengungsi pada posko banjir yang telah disediakan Pemerintah. (Ni)