SAMPIT, Kaltengtimes.co.id- Kantor Lurah Samuda Kota serta puluhan rumah penduduk yang berdiam dibantaran Sungai Mentaya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan ( MHS), Sampit, Kotawaringin Timur ( Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng) terendam air laut pasang.
Kali ini air laut pasang mengenangi ruang Kantor Kelurahan Samuda Kota jln H Muhammad Noor, RT01/RW 01. Banjir akibat tinggi air pasang itu terjadi pukul 11.30 WIB sejak Selasa (9/11) hingga Rabu (10/11) malam air laut pasang terus meninggi. Khawatiran wargapun terus berjaga sampai dini hari menunggu air surut sampai pukul 02.00 WIB. Malam Kamis (11/11) atau malam Jum’at prediksi kedalaman air laut perkiraan sampai puncak kedalamannya.
Sehingga beberapa pegawai kantor kelurahan sejak saat itu, turut bergadang menjaga peralatan kantor sambil menunggu surut pukul 11.30 sampai pukul 02.00 WIB dini hari. ” Dua hari sudah air laut pasang menggenangi ruang kantor setinggi 10 Centimeter. Banjir air pasang bakal naik lagi hingga puncaknya malam ini ( Jum’at ). Kami juga menghimbau warga yang bermukim dipinggiran sungai untuk selalu waspada akan arus air laut pasang ini,” ujar Halid Bahdian ketika dikonfirmasi kaltengtimes.co.id, Kamis (11/11).
Menurut, Halid yang akrab disapa, banjir akibat genangan arus air laut pasang itu, katanya, tidak hanya menggenangi ruang kantornya saja. Melainkan beberapa rumah-rumah penduduk dipinggiran sungai Mentaya diwilayahnya juga banyak yang turut terendam karena air pasang tersebut.” Rumah panggung warga yang ada dibantaran sungai turut terendam. Kalau disini ada sekitar 10 rumah. Kita juga mengingatkan untuk berjaga malam ini ( Jum’at) karena perkiraan malam ini merupakan puncaknya,” katanya memprediksi.
Naiknya air laut itu, tak hanya membanjiri satu kelurahan saja, melainkan jalan-jalan aspal yang ada di ibukota Kecamatan MHS turut tergenang karena tingginya arus air pasang dibarengi turunnya hujan.
Seperti sekitaran jalan Partoe Muksin menuju arah pasar hingga ke jalan H Umar Hasyim, Keluarahan Basirih Hilir sebagian turut tergenang air pasang tersebut. Terkhusus badan jalan aspal yang di dataran rendah di ruas jalan itu turut terendam.” Badan jalan Partoe Muksin maupun jalan H Umar Hasyim sebagian ada yang tergenang. Bahkan, beberapa toko sekitaran simpang itu tergenang air pasang karena lantai dasar rendah. Mereka menimba air pasang yang masuk kedalam tokonya itu,” tutur Jamil warga kelurahan Basirih Hilir melihat pemandangan tak lajim itu.
Tak hanya itu, banjir akibat arus air laut pasang itu, juga mengenai perkampungan nelayan tangkap di Desa Sei Ijum Raya (Sijura). Sebagian besar penduduk yang berdiam dipinggiran sungai Mentaya itu rumahnya turut terendam. Warga nelayan tangkap yang bermukim dibantaran sungai di RT V dan RT Vl itu sekitar 90-an orang Kepala Keluarga ( KK),” Ada sekitar 50-an KK yang rumah panggungnya terendam sejak Selasa (9/11) tak biasa pasang setinggi itu,” keluh Anang Salam warga nelayan setempat.
Biasanya air pasang itu, kedalamannya hanya sampai bawah lantai rumah panggung mereka. Menurut Anang, sedikit aneh perubahan musim diluar kebiasaan alam. Tampaknya perubahan alam hingga air pasang laut membuat mereka tak bisa tidur nyenyak karena perkiraan batas air pasang melebihi batas normal yang mereka alami saat ini. ” Air pasang laut tak biasanya menggenangi lantai rumah kami. Tahun-tahun sebelumnya tak pernah tingginya melebihi lantai rumah ini,” kata Anang dengan nada sedih.
Kepala Desa Sijura, Muhammad Samsul, membenarkan arus air pasang yang melebihi ambang batas biasanya. Padahal tahun-tahun sebelumnya tak pernah kedalaman air laut setinggi itu diwilayahnya. Ia mengingatkan, warganya yang berdiam ditepian pantai untuk berjaga dan berhati-hati ketika arus air pasang sedang naik kepermukiman,” Setidaknya semua barang-barang berharga dan supaya diamankan ketempat yang lebih tinggi,” harap Kades. mar