PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id — Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalimantan Tengah Hj. Sunarti menjelaskan, berdasarkan info dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan, produksi padi kita pada tahun 2024 ini meningkat. Namun, berdasarkan SK Menteri ATR/BPN Nmr 446.1/SK-PG.03.03/V/2024 tgl 31 Mei 2024 Luas Baku Sawah Kalteng 100.963 Ha, turun dari 2019 seluas 136.486 Ha. Ini terjadi karena 35.523 hektar sawah kita telah beralih fungsi menjadi lahan non sawah. Hal tersebut diungkapkan Hj. Sunarti dalam sambutannya saat membuka sesi Paparan Praktisi Pertanian dalam Kegiatan Jambore Tani 2024, bertempat GOR Indoor Serbaguna Palangka Raya, Rabu (23/10/24).
Menurut nya, salah satu poin utama yang diungkapkan adalah peningkatan produksi padi di tahun 2024, meskipun luas baku sawah terus mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Sunarti mengungkapkan bahwa konversi lahan ini menjadi tantangan besar dalam mempertahankan produktivitas pertanian. Penurunan luas baku sawah bukanlah hal baru, mengingat pada tahun 2018, total luas baku sawah Kalimantan Tengah masih sekitar 219.000 hektar.
Penurunan luas baku sawah ini dapat berdampak serius pada ketahanan pangan daerah jika tidak diimbangi dengan inovasi dan upaya peningkatan efisiensi produksi. Untuk itu, ia mengajak para penyuluh pertanian yang bertugas di lapangan agar terus memotivasi para petani untuk beradaptasi dengan situasi tersebut dan tetap menjaga semangat serta produktivitas, meski menghadapi tantangan keterbatasan lahan. “Apabila luas baku sawah kita terus berkurang, maka hal ini berdampak pada hasil produksi. Peran penyuluh sangat vital dalam mendampingi para petani di tengah tantangan ini. Penyuluh harus terus memberikan dorongan, solusi, dan inovasi agar produktivitas pertanian tetap optimal,” ungkapnya.
Adapun beberapa materi yang dibahas dalam sesi paparan ini meliputi sosialisasi tentang budidaya maggot sebagai solusi pengelolaan limbah organik dan pakan ternak yang efisien, pemanfaatan budidaya sorgum di lahan berpasir, penggunaan pestisida nabati sebagai alternatif pengendalian hama yang lebih ramah lingkungan, penguatan teknologi informasi (TI) untuk mendukung pekerjaan penyuluh dan petani.
Menutup arahannya, Hj. Sunarti, mengimbau seluruh peserta Jambore Tani untuk mengikuti Paparan Praktisi Pertanian dengan seksama, karena materi yang disampaikan tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga inovasi dan peluang ekonomi di Kalimantan Tengah. (red)