Sejumlah pengungsi banjir yang bertahan di GOR Palangka Raya., Sabtu (20/11)
Palangka Raya, Kaltengtimes.co.id-Hingga 19 November 2021, sebanyak 3.662 jiwa pengungsi banjir masih bertahan di 28 posko yang ada di 4 kecamatan dan 17 kelurahan yang terdampak banjir paling parah di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
Selain penyakit pasca banjir, para pengungsi juga rentan terhadap ancaman penyebaran Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya, Andjar Hari Purnomo mengatakan, masalah kesehatan, sering mengincar saat banjir terjadi.
Pihaknya juga mewaspadai penyebaran Covid-19 di lokasi pengungsian, sehingga terus melakukan kesiagaan. Saat ini, tim kesehatan juga dari Dinkes diterjunkan ke lokasi banjir. Dirinya juga meminta para pengungsi tidak lengah dengan protokol kesehatan.
Sejauh ini, keluhan paling sering disampaikan masyarakat adalah penyakit kulit, gatal-gatal, diare ringan, batuk pilek ringan dan hipertensi. “Bisa kita atasi karena ketersediaan obat kita cukup, demikian juga Nakes diwilayah kita juga cukup,” tambah Kepala UPT Puskesmas Pahandut, Ridwan di Palangka Raya, Sabtu (20/11).
Terpisah, Ketua Satuan Gugus Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kota Palangka Raya, Emi Abriyani meminta agar para pengungsi yang ada di Posko Banjir untuk tetap waspada dan jangan lengah dengan mengendorkan protokol kesehatan.
Dikatakannya, seperti yang diketahui, bahwa tempat pengungsian sangat berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19 karena banyak warga yang berkumpul di satu tempat.
Kemudian sejumlah warga yang tinggal di posko pengungsian tersebut ada beberapa yang belum divaksin dan hal tersebut sangat berbahaya.
Untuk dirinya dan orang lain mengingat penyebaran Covid-19 itu sendiri sangat mudah dan cepat.
Selain itu juga memang kebanyakan warga-warga yang mengungsi di posko pengungsian tidak mematuhi protokol kesehatan dengan tidak memakai masker.
Dimana mereka beralasan masker tertinggal di rumah dan tidak bisa diambil lagi karena rumah mereka sudah terendam air akibat banjir.
Untuk mengatasi hal tersebut, Emi menyebutkan bahwa pihaknya bersama Dinas Kesehatan akan melakukan pendataan bagi warga di posko pengungsian yang belum vaksin agar dilakukan vaksin selain itu juga akan membagikan masker kepada pengungsi.
“Jadi mulai hari ini kami bersama instansi terkait akan bergerak untuk membagikan masker dan juga melakukan pendataan vaksinasi bagi pengungsi di posko. Hal tersebut demi menekan penyebaran Covid-19 itu sendiri,” ucap Emi.
Emi berpesan agar warga masyarakat yang tinggal di posko pengungsian untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang ditentukan dengan menerapkan 5M.
Dikutip dari kompas.com, Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman ada hal lain yang harus diperhatikan saat terpaksa mengungsi di tengah pandemi Covid-19.
Dicky mengatakan, saat terpaksa harus mengungsi, hal yang wajib diperhatikan adalah interaksi antarorang.
Setiap orang harus tetap menjaga jarak, karena situasi pengungsian sangat padat.
Adapun beberapa pencegahan penularan virus corona di tempat pengungsian, yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Adapun beberapa pencegahan penularan virus corona di tempat pengungsian, yaitu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan. and