Selasa, 21 Oktober 2025

Pemprov. Kalteng dan Pemerintah Kabupaten/ Kota Berupaya Kendalikan Lonjakan Harga Pada Bulan Ramadhan

A+A-
Reset

Palangka Raya. Kaltengtimes.co.id — Staf Ahli (Sahli) Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko menegaskan, Pemprov. Kalteng dan pemerintah Kabupaten/ Kota se Kalteng akan berupaya untuk mengendalikan lonjakan harga pada bulan Ramadhan 1446 Hijriah, sehingga inflasi tetap terjaga. Hal tersebut diungkapkan Yuas Elko kepada wartawan usai mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 secara virtual, di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin (24/2/2025). Rakor dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kemendagri Tomsi Tohir.

Menurut Yuas Elko, biasanya menjelang bulan Ramadhan harga barang akan melonjak karena keterbatasan stok barang.  “Sesuai dengan permintaan Kemendagri tadi, kita harus menyediakan stok dan mengantisipasi lonjakan harga di bulan Ramadan tahun ini. Kita harapkan inflasi kita tidak naik dan stabil selama bulan Ramadan,” ujarnya.

Dalam Rakor tersebut, Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir meminta agar seluruh Pemerintah Daerah bisa mengendalikan kenaikan harga di bulan Ramadan tahun ini. “Nanti teman-teman di daerah akan kami tunjuk secara bergiliran untuk menjelaskan apa saja yang mengalami kenaikan harga dan bagaimana mengatasinya. Sehingga setiap minggu masing-masing daerah ada upaya dan bekerja keras untuk menekan kenaikan harga barang di daerahnya, bukan mengharapkan bantuan dari daerah lain,” ujarnya.

Sementara itu Plh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Bada Pusat Statistik M Habibullah menyampaikan, sebanyak lima komoditas memberikan andil inflasi terbesar pada bulan Ramadan tahun 2024 lalu yakni telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, dan bawang putih. “Telur ayam ras mengalami inflasi hampir di seluruh kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tepatnya pada 148 kabupaten/kota IHK. Hanya terdapat dua kabupaten/kota yang deflasi. Sedangkan untuk cabai rawit, terdapat 111 kabupaten/kota IHK yang mengalami inflasi,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, pada minggu ketiga Februari 2025, terdapat delapan provinsi yang mengalami kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH), yakni Papua Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Papua Barat, dan Sumatera Barat. “Komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH di delapan provinsi tersebut didominasi oleh cabai merah, cabai rawit, dan beras,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pada minggu ketiga Februari 2025, harga gula pasir naik sebesar 1,01% dibanding Januari 2025. “Sementara, harga cabai rawit turun sebesar 4,37% dan harga minyak goreng naik sebesar 0,48%,” pungkasnya.

Turut hadir mendampingi Yuas Elko, unsur Forkopimda, Kepala Instansi Vertikal, Kepala Perangkat Daerah Prov Kalteng terkait, dan Plh Kepala Biro Ekonomi Setda Prov Kalteng Fanny Kartika Oktavianti. (red)

Berita Terkait