Senin, 20 Oktober 2025

Fenomena Langka Hujan Es di Kapuas dan Puting Beliung yang Rusak 143 Rumah Warga

A+A-
Reset

KUALA KAPUAS, kaltengtimes.co.id – Suasana sore yang biasanya tenang di Desa Bina Jaya, Kecamatan Dadahup, mendadak berubah mencekam. Awan gelap bergulung disertai angin kencang, menjelma menjadi bencana: puting beliung, hujan deras, dan butiran es sebesar kacang tanah yang menghantam atap rumah warga.

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Dalam hitungan menit, puluhan atap beterbangan, pohon tumbang menutup jalan desa, dan warga berhamburan menyelamatkan diri.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kapuas mencatat, sedikitnya 143 rumah dan 17 fasilitas umum rusak akibat terjangan puting beliung. Korban terdampak mencapai 149 kepala keluarga, tersebar di lima desa: Bentok Jaya, Bina Jaya, Harapan Baru (Dadahup), serta Rawa Subur dan Suka Reja (Kapuas Murung).

Kerusakan bervariasi, mulai dari atap rumah yang beterbangan hingga bangunan sekolah dan rumah ibadah yang nyaris roboh.

“Satu orang mengalami luka ringan di Desa Suka Reja dan sudah mendapat pertolongan medis,” jelas Kepala Pelaksana BPBD Kapuas, Pangeran Sojuaon Pandiangan, yang memantau langsung lokasi bencana.

Fenomena alam ini juga dirasakan langsung oleh warga Desa Bentok Jaya, salah satu wilayah terdampak paling awal.

Sekretaris Desa Bentok Jaya, Muzib, mengatakan hujan dan angin datang sangat tiba-tiba, tanpa tanda-tanda sebelumnya.

“Kejadiannya sangat tiba-tiba. Deras sekali hujannya dan kekencangan angin luar biasa,” ujarnya.

Muzib menambahkan, data sementara menunjukkan ada lima rumah yang mengalami kerusakan di Bentok Jaya. Sebagian besar mengalami kerusakan pada bagian atap dan dinding akibat terpaan angin kencang.

Respons Cepat di Tengah Gelap

Tak lama setelah kejadian, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD bersama aparat desa bergerak melakukan kaji cepat, pendataan, dan pembersihan material. Namun, upaya itu terkendala pemadaman listrik yang membuat situasi malam semakin gelap.

“Pendataan sedikit terkendala karena listrik padam di beberapa desa. Meski begitu, tim tetap berkoordinasi dengan perangkat desa untuk mendata kerusakan dan menyalurkan bantuan awal,” tambah Pangeran.

Sementara tenaga kesehatan desa turun langsung memberikan pertolongan, para pemuda bersama aparat membersihkan jalan dari pohon tumbang agar akses bisa kembali dibuka.

Fenomena Alam yang Tak Lazim

Selain kerusakan fisik, peristiwa ini juga menghadirkan fenomena langka: hujan es.

Warga menyebut butiran es yang turun bersama hujan deras sebagai kejadian pertama di wilayah mereka.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan es terjadi ketika awan Cumulonimbus terbentuk dengan suhu sangat dingin di lapisan atas atmosfer. Butiran es terbawa angin kencang sebelum jatuh ke permukaan bumi.

“Ini peringatan bagi kita bahwa cuaca ekstrem makin sering terjadi. Warga harus lebih siap,” ujar seorang staf BPBD Kapuas.

BPBD terus menyalurkan bantuan logistik berupa kebutuhan dasar, namun proses pemulihan diperkirakan akan memakan waktu panjang. (red/nas)

 

Berita Terkait