Rabu, 22 Oktober 2025

Dua Warga Kapuas Tengah Diduga Meninggal Karena DBD

A+A-
Reset

 dr. H. Aspiani A

KUALA KAPUAS, kaltengtimes.co.id – Pada musim penghujan, perkembangan nyamuk Aedes aegypty atau lebih dikenal sebagai nyamuk Demam Berdarah akan lebih cepat berkembang sehingga pada periodik ini masyarakat di himbau agar turut menjaga kebersihan lingkungan agar perkembangan nyamuk yang dapat membawa virus Dengue (DBD) dan korban akibat serangan Demam Berdarah bisa di minimalisir.

Demikiam antara lain diterangkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kapuas melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) dr. H. Aspiani A. Senin kemarin (24/10) saat mengetahui adanya 2 warga Kapuas Tengah yang meninggal dunia yang di duga akibat Demam Berdarah namun belum masuk dalam data Dinas Mkesehatan Kapuas.

Dari informasi yang didapat kedua orang tersebut adalah Aria Balita umur 4,5 Tahun warga RT. 5 Desa Marapit dan Henda Herminggo. TS. (14) siswa kelas 8 SMP Negeri 1 Pujon Ini Meninggal pada Jumat 21-10-2022 setelah sempat perawatan di RS Doris Sylvanus kota Palangkaraya.

Kepala UPT Puskesmas Kapuas Tengah Ridho Minggu (23/10/22) membenarkan dan enegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan langkah-langkah cepat baik melakukan Fogging secara terfokus dan juga melaporkanya ke Dinas Kesehatan guna penanganan lebih lanjut.

“Kita sudah turung tim Petugas Epidemologi guna orientasi lapangan yang selanjutnya untuk melakukan Fogging secara terfokus, untuk kasus kita selalu update memberikan laporan setiap hari ke Rinas Kesehatan, hanya saja tidak semua kejadian dilaporkan ke UPT Puskesmas, beberapa kasus, korban langsung di bawa ke RSU Doris Silvanus oleh pihak keluarga tanpa melaporkannya ke UPT Puskesmas. “Terangnya.

Dari keterangan Kabid. P2P bahwa dari hasil koordinasinya dengan pihak UPT bahwa dalam kasus kejadian terakhir yaitu Aria dan Herminggo, bahwasanya datanya tidak masuk di UPT dikarenakan atas inisiatif keluarganya dibawa ke RS Doris untuk perobatan hingga meninggal dunia. Kasus seperti ini mengakibatkan delay data pada Dinas Kesehatan Kapuas.

“Namun demikian, setelah kita mengetahui bahwa ke dua korban tersebut adalah warga Kapuas, maka kita akan mengambil langkah-langkah dengan menurunkan tim PE ke lingkungan tempat tinggal dan sekolah untuk melakukan orientasi, kalau memang perlu kita akan lakukan Fogging di dua lokasi tersebut “jelasnya.

Dari data bulanan di Dinkes Kapuas dari UPT Puskesmas Pujon, sejak Juli 2022 sampai dengan Oktober 2022 tercatat ada 36 orang warga Kecamatan Kapuas Tengah yang terserang penyakit DBD dan bila di akumulasi kan dengan 2 korban meninggal dunia dalam dua.pekan terakhir ini maka jumlahnya mencapai 38 orang.

“Fogging itu bukan untuk menyelesaikan masalah, tetapi sebagaimana saya sampaikan di atas, dibutuhkan adanya perilaku sehat dengan cara antara lain memperhatikan kebersihan lingkungan karena fogging itu sendiri hanyalah membasmi nyamuk dewasanya saja. “Pungkas dr. Aspiani. (Nas)

Berita Terkait