PALANGKA RAYA. Kaltengtimes.co.id – Meski mendapat ancaman untuk dibunuh saat melakukan penertiban praktik ilegal pengelolaan Sumber Daya Alam, Gubernur Kalimantan Tengah, H.Sugianto Sabran, sama sekali tidak gentar. Malahan sebaliknya, Gubernur yang bergelar Temanggung Antang Pasihai atau orang yang mengayomi masyarakatnya ini bertekad terus melakukan optimalisasi Sumber Daya Alam melalui Hilirisasi. ‘’Saya pribadi bukan orang yang anti kritik meskipun ada ancaman untuk dibunuh, namun yang disayangkan ancaman pembunuhan tersebut juga mengarah ke Presiden RI, Joko Widodo. Ancaman ini sangat bertentangan dengan falsafah dan kepribadian kita orang Dayak,’’ kata Gubernur H.Sugianto Sabran, usai ber olahraga, di Halaman Istana Isen Mulang, Senin (1/10) lalu. Dijelaskan Plt.Kadisminfosantik Provinsi Kalimantan Tengah, Agus Siswadi, melalui Press Release nya, sebagai seorang Gubernur yang juga merupakan “Bapak” bagi masyarakatnya, tentu memiliki tanggungjawab yang teramat besar. Tanggung jawab untuk memastikan kesejahteraan dapat dirasakan oleh segenap masyarakat Kalimantan Tengah. Dalam beberapa kesempatan Gubernur Sugianto Sabran kerap mengungkapkan “Sumberdaya alam di Kalimantan Tengah ini sangat melimpah, tentu harus dapat dirasakan oleh seluruh masyarakatnya. Dirasakan melalui Pendidikan, Kesehatan dan Pembangunan Infrastruktur”, katanya.
Hilirisasi merupakan salah satu fokus Gubernur Sugianto dalam Optimalisasi pengelolaan sumberdaya alam, agar sumberdaya alam di Kalimantan Tengah dapat ditingkatkan nilai gunanya sebelum dipasarkan keluar Kalimantan Tengah dan mampu menyerap tenaga kerja setempat. Hilirisasi yang dicita-citakan untuk kesejahteraan masyarakat Kalimantan Tengah, bukan untuk mensejahterakan segelintir orang saja dan menyisakan dampak buruk khususnya bagi masyarakat setempat. Tentu banyak pihak yang merasa keberatan dengan kebijakan pro rakyat Gubernur Sugianto, tetapi pilihan sudah dibuat, tindakan sudah dilakukan dengan cepat. Langkah tegas Gubernur Sugianto untuk menertibkan pengelolaan sumberdaya alam di Kalimantan Tengah tak sedikit menuai kecaman banyak pihak. Hingga akhir-akhir ini Gubernur Sugianto Sabran diancam akan dibunuh oleh oknum tertentu. Terlihat dari postingan pada tanggal 24 Oktober 2021 pukul 16.37 WIB yang diposting oleh akun Facebook Hagai Kristian Ajoy pada Grup Penyedot yang menyampaikan ancaman “matei badaha ikau gawi kuh amun sampai sedot nutup muh..” yang berarti mati berdarah kamu kubuat jika sampai menutup sedot (sedot emas) dan berlanjut pada postingan yang turut mengancam Presiden RI pada tanggal 27 Oktober 2021 pukul 16.49 WIB ”Ayo pak jokowi presiden RI jangan kecewakan saya,atau saya semblih anda”. Menurut Gubernur, meski dirinya diancam untuk dibunuh namun dia menganggap justru itu hal yang biasa karena mungkin saja orang yang mengancam membunuh tersebut sedang ada tuntutan kehidupan. Namun dia menyayangkan Presiden Joko Widodo juga diancam untuk dibunuh. ‘’Sebagai seorang Gubernur yang merupakan wakil pemerintah pusat di daerah tentu tidak mudah, kebijakan Presiden RI Joko Widodo harus dikawal sampai tingkat pemerintahan terkecil di Kalimantan Tengah, agar dapat di implementasikan dengan baik sesuai dengan petunjuk Bapak Presiden RI,’’ tegas Gubernur H.Sugianto Sabran. (red)